Rabu, 09 Juni 2010

Makalah

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pada saat ini perusahaan berlomba-lomba untuk menarik konsumen sebanyak mungkin untuk mempertahankan usahanya. Konsumen sebagai pengguna barang cenderung memilih produk berdasarkan fungsi dengan harga murah tetapi dengan kualitas yang baik. Fenomena tersebut menuntut perusahaan untuk dapat memenuhi keinginan konsumen. Sayangnya perusahaan sering kali beranggapan bahwa semakin tinggi volume penjualan maka laba akan meningkat sesuai dengan proporsi penjualan, konsep ini akan mengakibatkan perusahaan menerima semua pesanan pelanggan dan akan membebankan semua biaya kepada masing-masing pelanggan tanpa memperhatikan perbedaan konsumsi dan aktivitas oleh masing-masing pelanggan .
Laba yang tinggi dapat dicapai perusahaan dengan menekan biaya produksinya tetapi tanpa menghilangkan aspek laba yang harus diperoleh perusahaan dan perusahaan dituntut untuk memiliki suatu sistem informasi biaya yang mampu memberikan informasi tentang pemberdayaan manajemen dan karyawan serta perkiraan dalam pengurangan biaya secara handal dengan harapan perusahaan akan dapat meraih cost evectiveness (biaya efektif) dan pengidentifikasikan aktivitas apa saja yang dikonsumsi oleh masing-masing pelanggan. Sehingga dapat ditentukan biaya yang ditimbulkan oleh setiap pelanggan tersebut dengan tepat dan akurat. Sistem yang dimaksud adalah metode activity based costing (ABC) yang intinya untuk mengendalikan keuangan dengan berpusat pada aktivitas. Pembebanan menggunakan metode ini dianggap lebih tepat sebab perusahaan akan memperoleh informasi yang lengkap dan akurat atas seluruh aktivitas dan biaya yang ditimbulkan oleh masing-masing pelanggan dengan karakteristik yang berbeda, sehingga perubahan dapat menganalisis pelanggan yang dapat dipertahankan atau pelanggan mana yang sebaiknya dihentikan. Keputusan mengenai pengelolaan pelanggan ini akan berdampak terhadap efisiensi operasi perusahaan sehingga pada gilirannya laba operasi perusahaan dapat ditingkatkan.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini sebagai bahan penulisan ilmiah dengan judul EVALUASI PENERAPAN METODE KONVENSIONAL DENGAN METODE ABC UNTUK PENENTUAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. ARGO PANTES Tbk.


1.2 Rumusan Masalah Dan Batasan Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas maka dalam penenelitian ilmiah masalah yang dirumuskan adalah :
1. Bagaimana penerapan metode Activity Based Costing pada perhitungan Harga Pokok Produksi di PT. Argo Pantes Tbk.?
2. Bagaimana penerapan metode Konvensional pada perhitungan Harga Pokok Produksi di PT. Argo Pantes?

1.2.2 Batasan Masalah
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan maka batasan masalah dalam penelitian ilmiah ini hanya meghitung biaya produksi untuk unit pemintalan pada tahun 2009.

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan ilmiah ini adalah:
1. Untuk mengetahui perhitungan Harga Pokok Produksi dengan menggunakan metode Activity Based Costing di PT. Argo Pantes unit pemintalan pada tahun 2009
2. Untuk mengetahui perhitungan Harga Pokok Produksi dengan menggunakan metode Konvensional di PT. Argo Pantes unit pemintalan pada tahun 2009


1.4 Manfaat Penelilian
Penulis mengharapkan dalam diadakannya penelitian ini dapat membawa manfaat, yaitu kepada :
1. Penulis sendiri, yaitu untuk menambah pengetahuan dan mengembangkan wawasan mengenai akuntansi.
2. Perusahaan
Sebagai input atau bahan masukan, serta pertimbangan untuk menentukan langkah yang selanjutnya akan diambil.


BAB II
LANDASAN TEORI


2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya adalah pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu serta penafsiran terhadapnya. (Mulyadi, 5, 2007)
Akuntansi biaya adalah system informasi yang menghasilkan informasi biaya dan informasi operasi untuk memberdayakan personel organisasi dalam pengelolaan aktivitas dan pengambilan keputusan lain. (Mulyadi,1, 2003)

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok, yaitu :
1. Penentuan kos produk
2. Pengendalian biaya
3. Pengambilan keputusan khusus

2.1.3 Definisi Biaya
Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang di ukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Ada 4 unsur pokok dalam definisi biaya tersebut di atas :
1. Biaya merupakan sumber ekonomi
2. Diukur dalam satuan uang
3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

2.1.4 Penggolongan Biaya
Dalam akuntasi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut.

Biaya dapat digolongkan menurut :
a. Penggolongan Biaya Menurut Objek Pengeluaran
b. Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok Dalam
Perusahaan
c. Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang dibiayai.
d. Penggolongan Biaya Menurut Perlakunya dalam Hubungannya dengan Perubahan Volume Aktivitas

2.1.5 Metode Penentuan Biaya Produksi
Metode penentuan biaya produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam biaya produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam biaya produksi terdapat dua pendekatan, yaitu :
1. Full Costing ,
2. Variable Costing.

2.1.6 Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Konvensional
Biaya overhead pabrik dibebankan terhadap produk berdasarkan tarif yang ditentukan perusahaan,dengan rumus :

BOP yang dianggarkan
Tarif BOP =
Kuantitas Total Dasar Pembebanan

BOP yang dibebankan = Kuantitas Pembebanan x Tarif BOP


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian
Sebagai obyek penelitian, penulis melakukan tinjauan terhadap laporan biaya- biaya pada perusahaan PT. Argo Pantes Tbk. Untuk mengetahui perubahan-perubahan biaya volume penjualan serta laba.

3.2 Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data, penulis melakukan pengambilan data-data dengan cara :
1. Riset Lapangan
Merupakan studi lapangan yang dilakukan untuk memperoleh data yang akurat dengan cara melakukan :
a. Wawancara
Yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab kepada Pimpinan PT.ARGO PANTES

2. Penelitian Kepustakaan
Penelitian yang dilakukan dengan cara pengumpulan data yang didapat dari berbagai sumber tertulis yaitu dengan cara mempelajari buku-buku yang memuat materi penelitian ilmiah ini.
Sumber- sumber data yang digunakan dalam penulisan laporan Penelitian Ilmiah ini adalah sebagai berikut:
a. Data Primer , yaitu data yang dikumpulkan dan disusun oleh penulis sendiri melalui wawncara dan observasi dari perusahaan yang menjadi lokasi penelitian.
b. Data Sekunderer, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk data yang sudah jadi berupa bahan publikasi seperti buku-buku
3.3 Alat Analisis yang Digunakan
Alat analisis yang digunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah analisis kuantitatif, terdiri dari analisis berdasarkan metode konvensional dan metode Activity Based Costing. Masing-masing metode mamiliki alat ukur yang berbeda.
Dalam metode konvensional, memiliki alat ukur seperti : Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja Langsung, Biaya Overhead Pabrik. Adapun rumus-rumusnya dan perhitungan yang digunakan dalam metode konvensional ini yaitu :

1. Menentukan Tarif BOP
Total BOP sesungguhnya
Tarif BOP =
Total Unit Produksi
2. Perhitungan Harga Pokok Produksi
Biaya Bahan Baku xxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx +
Biaya Utama xxx
Biaya Overhead Pabrik xxx +
Total Biaya Produksi xxx

Total Biaya Produksi
Harga Pokok Produksi per unit =
Unit Produksi




BAB IV
PEMBAHASAN


4.1 Data Produksi
Dalam penyusunan anggaran produksi, khususnya PT. Argo Pantes Tbk, dibutuhkan beberapa unsur biaya produksi. Unsur-unsur biaya produksi tersebut adalah :
1. Biaya Bahan Baku
2. Biaya Tenaga Kerja
3. Biaya Overhead Pabrik

4.2 Data Volume Produksi
Berikut adalah data volume produksi untuk produk benang yang dihasilkan oleh PT. Argo Pantes Tbk, selama tahun 2009.

TABEL 4.1
Data Volume Produksi PT. Argo Pantes Tbk
Unit Spinning 1
Tahun 2009

Jenis Benang Kuantitas Harga / Bale (Rp)
TZC32 12.992 bale 2.685.972
CD 30 5.197 bale 3.274.389
CD 23 7.795 bale 2.411.583
25.984 bale
Sumber : PT. Argo Pantes Tbk



4.3 Data Bahan Baku
Biaya bahan baku adalah biaya yang dibebankan kepada produk tertentu atas pemakaian sejumlah bahan baku dalam proses produksi.
Berikut ini adalah biaya bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi benang TZC32, CD30, CD23.

TABEL 4.2
Biaya Bahan Baku untuk Benang TZC32
Tahun 2009
Jenis Bahan
Baku Harga / kg
(Rp) Kuantitas Harga
(Rp)
Kapas Tanzania 1500 171,629 kg 257.444
Kapas SJV Ultima 1634 24,518 kg 40.062
Kapas Australiandi 1536 24,519 kg 37.660
Kapas Indonesia 1306 24,519 kg 32.022
Jumlah 245,184 kg 367.188
Sumber : PT. Argo Pantes Tbk

TABEL 4.3
Biaya Bahan Baku untuk Benang CD30
Tahun 2009
Jenis Bahan
Baku Harga / kg
(Rp) Kuantitas Harga
(Rp)
Kapas Memphis 1503 200,482 kg 301.324
Jumlah 200.482 kg 301.324
Sumber : PT. Argo Pantes Tbk





TABEL 4.4
Biaya Bahan Baku untuk CD23
Tahun 2009

Jenis Bahan
Baku Harga / kg
(Rp) Kuantitas Harga
(Rp)
Kapas Memphis 1503 200,482 301.324
Jumlah 200,482 301.324
Sumber : PT Argo Pantes Tbk

4.4 Biaya Tenaga Kerja
Berikut ini adalah Biaya Tenaga Kerja Langsung PT. Argo Pantes Tbk, tahun 2009 :

TABEL 4.5
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tahun 2009
Jenis Benang BTKL
(Rp) Jam Kerja Jumlah
Pekerja BTKL / Jam (Rp)
TZC32 8.215.475.014 2688 521 5.866
CD30 8.215.475.014 2688 521 5.866
CD23 8.215.475.014 2688 521 5.866
Sumber : PT. Argo Pantes Tangerang

4.5 Biaya Overhead Pabrik
Berikut ini adalah data Biaya Overhead Pabrik PT. Argo Pantes Tbk, tahun 2009 :




TABEL 4.6
Biaya Overhead Pabrik
Tahun 2009
Biaya Overhead Pabrik
Biaya (Rp)
Biaya Bahan Penolong :
- Bahan Pembungkus Plastik 472.636.647
- Bahan Pembungkus Karton 318.479.223
- Peper Cone & Peper Tube 739.973.574
- Bahan Pelumas 65.102.332
- Jasa Pemeliharaan Mesin 8.936.200
Total Bahan Penolong 1.605.127.976

Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung 937.642.151

Biaya Listrik 8.503.209.231

Biaya Penyusutan :
- Prasarana 452.004
- Gedung 427.117.670
- Mesin 4.178.101.227
- Instalasi 26.754.168
- Peralatan Kantor 42.392.040
Total Biaya Penyusutan 4.674.817.109

Total Biaya Overhead 15.720.796.467
Sumber : PT. Argo Pantes Tbk



4.6 Perbandingan Metode Konvensional dan Metode ABC
Setelah mengetahui perhitungan Harga Pokok Produksi dengan menggunakan metode Konvensional dan metode Activity Based Costing, ada perbedaan antara keduanya, seperti kita lihat pembahasan diatas. Untuk lebih jelas, berikut ini adalah perbandingan antara kedua metode tersebut.

TABEL 4.14
Perbandingan Metode Konvensional dengan Metode ABC

Keterangan Volume
Produksi HPP Metode Konvesional HPP Metode ABC Selisih Harga Jual / Bale
Benang TZC32 12.992 1.237.395 1.046.859 190.536 2.685.972
Benang CD30 5.197 2.185.887 2.524.379 (338.492) 3.274.389
Benang CD23 7.795 1.658.998 1.703.576 (44.578) 2.411.583

Tabel diatas menunjukan adanya perbedaan perhitungan Harga Pokok Produksi. Dengan menggunakan metode Konvensional, HPP untuk benang TZC32 adalah Rp 1.237.395 / bale, untuk benang CD30 adalah Rp 2.185.887 / bale, dan untuk benang CD23 adalah Rp 1.685.998 / bale. Sedangkan dengan menggunakan metode Activity Based Costing, HPP untuk Benang TZC32 adalah Rp 1.046.859 / bale, untuk benang CD30 adalah Rp 2.524.379 / bale, dan untuk benang CD23 adalah Rp 1.703.576 / bale. Maka selisih yang didapat dari perhitungan kedua metode tersebut adalah Benang TZC32 adalah Rp 190.536 / bale, untuk benang CD30 adalah Rp (338.492) / bale, dan untuk benang CD23 adalah Rp (44.578) / bale.
Dengan menggunakan metode konvensional laba yang didapat oleh benang TZC32 adalah Rp 1.448.577 / bale , laba untuk benang CD30 adalah Rp 1.088.500 / bale, dan untuk benang CD23 laba yang diperoleh adalah Rp 752.585 / bale.
Dengan menggunakan metode ABC laba yang didapat oleh benang TZC32 adalah Rp 1.639.113 / bale , laba untuk benang CD30 adalah Rp 705.010 / bale, dan untuk benang CD23 laba yang diperoleh adalah Rp 708.007 / bale.
Perbedaan metode Konvensional dengan metode ABC antara benang TZC32, benang CD30, dan benang CD23 terletak pada pembebanan Biaya Overhead Pabrik yaitu, pada metode konvensional hanya terdapat satu pemicu biaya yaitu unit produksi sedangkan pada metode ABC terdapat pengalokasian BOP per cost pool yaitu unit produksi, jam tenaga kerja langung, jam mesin, dan luas pabrik. Sehingga terjadi selisih antara kedua metode tersebut dimana dengan menggunakan metode Konvensional HPP benang TZC32 lebih besar dibandingkan dengan HPP metode ABC, lain halnya dengan benang CD30 dan benang CD23 dengan menggunakan HPP konvensional lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan HPP ABC itu dikarenakan pembebanan cost pool yang berbeda dengan benang TZC32 karena produksi benang TZC32 lebih banyak sedangkan jam mesin, jam tenaga kerja langsung, dan luas pabrik tiap unit sama.





BAB V
KESIMPULAN


5.1 Kesimpulan
Terjadinya perbedaan atau selisih harga pokok produksi dengan menggunakan metode konvensional dan metode activity based costing disebabkan karena adanya perbedaan pembebanan dalam alokasi biaya overhead ke masing-masing produk, dimana dalam metode konvensional hanya menggunakan satu pemicu biaya saja untuk mengalokasikan biaya overhead yaitu berdasarkan unit produksi, sedangkan pada metode ABC menggunakan beberapa pemicu biaya yaitu : Jam Tenaga Kerja Langsung, Jam Mesin, dan Luas Pabrik (M2).

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat, sebaiknya PT. Argo Pantes Tbk, dalam melakukan perhitungan biaya produksi sebaiknya perusahaan menggunakan metode Activity Based Costing karena akan memberikan keuntungan bagi perusahaan karena laba yang didapat lebih besar dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional dan membantu manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan harga jual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar